Rabu, 09 Juni 2010
Kolintang
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya. Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.
Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul kembali yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk (seorang yang menyusun nada kolintang menurut susunan nada musik universal). Pada mulanya hanya terdiri dari satu Melody dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada 2 oktaf, dan sebagai pengiring dipakai alat-alat "string" seperti gitar, ukulele dan stringbas.
Tahun 1954 kolintang sudah dibuat 2 ½ oktaf (masih diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1 kruis, naturel, dan 1 mol. Dasar nada masih terbatas pada tiga kunci (Naturel, 1 mol, dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F s./d. C. Dan pengembangan musik kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak nada, bentuk peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan. Saat ini Kolintang yang dibuat sudah mencapai 6 (enam) oktaf dengan chromatisch penuh.
Dikutip dari wikipedia
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya. Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.
Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul kembali yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk (seorang yang menyusun nada kolintang menurut susunan nada musik universal). Pada mulanya hanya terdiri dari satu Melody dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada 2 oktaf, dan sebagai pengiring dipakai alat-alat "string" seperti gitar, ukulele dan stringbas.
Tahun 1954 kolintang sudah dibuat 2 ½ oktaf (masih diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1 kruis, naturel, dan 1 mol. Dasar nada masih terbatas pada tiga kunci (Naturel, 1 mol, dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F s./d. C. Dan pengembangan musik kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak nada, bentuk peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan. Saat ini Kolintang yang dibuat sudah mencapai 6 (enam) oktaf dengan chromatisch penuh.
Dikutip dari wikipedia
Sawah
Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah.
Palawija secara harfiah berarti "tanaman kedua". Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Sansekerta: phaladwija ('hasil kedua') dan adalah hasil panen kedua di samping padi.
Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Biasanya palawija berupa tanaman kacang-kacangan, serealia selain padi (seperti jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela pohon dan ubi jalar).
Di Indonesia terdapat dua lembaga penelitian pertanian yang mengkhususkan diri pada penelitian palawija:
• Balai Penelitian Jagung dan Serealia Lain (BALITJAS) yang berpusat di Maros, Sulawesi Selatan
• Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) yang berpusat di Karangploso, Malang, Jawa Timur.
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya. Namun demikian, pada sejumlah kasus dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Dikutip dari wikipedia
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah.
Palawija secara harfiah berarti "tanaman kedua". Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Sansekerta: phaladwija ('hasil kedua') dan adalah hasil panen kedua di samping padi.
Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Biasanya palawija berupa tanaman kacang-kacangan, serealia selain padi (seperti jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela pohon dan ubi jalar).
Di Indonesia terdapat dua lembaga penelitian pertanian yang mengkhususkan diri pada penelitian palawija:
• Balai Penelitian Jagung dan Serealia Lain (BALITJAS) yang berpusat di Maros, Sulawesi Selatan
• Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) yang berpusat di Karangploso, Malang, Jawa Timur.
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya. Namun demikian, pada sejumlah kasus dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Dikutip dari wikipedia
Subak
Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali.
Revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda dengan sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air. Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.
Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan oleh orang asing. Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.
Dikutip dari wikipedia
Revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda dengan sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air. Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.
Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan oleh orang asing. Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.
Dikutip dari wikipedia
ISRA’ MI’RAJ
Setelah 11 tahun diangkat menjadi utusan Allah, Rasulullah mengalami kajadian yang amat luar biasa. Di tengah penderitaan akibat gangguan kaum Quraisy dan tugas dakwah yang berat, Allah menurunkan karunia-Nya. Apalagi, Rasulullah juga baru saja kehilangan paman dan kemudian istri tercintanya. Mereka meninggal dalam waktu yang berdekatan. Sepanjang tahun, beliau merasa sedih.
Waktu itu, beliau sedang menginap di rumah sepupunya yang bernama Ummu Hani. Perempuan salehah yang rajin membantu dakwah Rasulullah ini adalah putri Abu Thalib.
“Hai Ummu Hani!” Rasulullah mengajaknya bicara. “Apakah engkau percaya kepadaku, kalau tadi malam setelah salat bersamamu, aku diberangkatkan Allah ke Baitul Maqdis. Aku sempat salat disana,” Rasulullah bertutur tentang tempat ibadah di Palestina itu.
“Setelah itu, aku dibawa ke langit ke tujuh dan juga Sidratul Muntaha. Disana aku menerima perintah Allah untuk salat lima waktu,” lanjut Rasulullah.
Ummu Hani terkejut sekali, tapi dengan cepat ia menyahut, “Aku percaya pada apa saja yang kau katakan.”
“Aku akan menemui orang-orang Quraisy untuk menceritakan pengalaman itu sebagai rasa syukurku atas nikmat Allah. Aku berharap orang-orang Quraisy yakin bahwa peristiwa besar ini merupakan tanda kebesaran Islam dan kenabianku,” sabda Rasulullah.
“Jangan lakukan itu, ya Rasulullah. Orang-orang Quraisy itu amat benci kepadamu,” Ummu Hani merasa cemas.
“Tidak. Aku akan melakukannya. Ini amanah dari Allah,” ujar Rasulullah sambil bangkit dari tempat duduknya. Beliau pergi diikuti oleh tatapan Ummu Hani yang tampak gemetar dan cemas.
Lalu, Rasulullah berjalan menuju Ka’bah. “Hai Muhammad, apa lagi yang hendak kau katakan hari ini?” tiba-tiba terdengar suara Abu Jahal dengan nada mengejek.
“Ada berita penting yang harus kusampaikan,” jawab Rasulullah tenang.
“Apa itu?”
“Semalam, aku telah isra ke Baitul Maqdis.”
“Haa...ha..ha... Kaumku! Kemarilah kalian semua! Ada berita penting dari Muhammad!” Abu Jahal memanggil orang-orang kafir Quraisy sambil terbahak-bahak.
Dalam waktu singkat, berbondong-bondonglah penduduk Mekah datang ke Ka’bah. Mereka mengelilingi Rasulullah.
“Ada apa lagi ini?” tanya orang-orang berkasak-kusuk. “Muhammad selalu bikin ulah yang aneh-aneh,” kata kaum kafir.
Tak lama kemudian, Rasulullah memulai ceritanya. Beliau juga bercerita mengenai pertemuannya dengan para Nabi. Mereka bahkan melakukan salat barjamaah.
“Kalau engkau memang bertemu para Nabi, bagaimana penampilan mereka itu?” Abu Jahal bertanya penuh selidik.
“Nabi Isa itu mempunyai tubuh yang sedang, tidak pendek dan tidak jangkung. Warna kulitnya kemerahan. Kalau Nabi Musa bertubuh kekar dan jangkung. Kulitnya agak kehitaman. Sedang Nabi Ibrahim lebih mirip diriku,” ujar Rasulullah.
“Ah, cerita seperti itu bisa dikarang! Siapa yang bisa meyakinkan kebenaran omongannya?” orang-orang Quraisy tetap tidak puas.
Mereka ini lupa bahwa sejak Rasulullah masih kecil, sampai beliau berusia 40 tahun, tak sekali pun manusia mulia ini pernah berbohong.
“Bagaimana kami bisa memercayai kata-katamu? Perjalanan yang begitu jauh engkau tempuh dalam waktu semalaman saja?” tanya seorang pemuka Quraisy.
Akhirnya, Rasulullah bercerita lagi mengenai pertemuannya dengan beberapa kafilah yang sedang menuju Mekkah. Mereka baru akan tiba sore itu. Pada orang-orang Quraisy, Rasulullah menggambarkan ciri-ciri kafilah tadi. Beliau menjelaskan warna unta yang paling depan. Beliau juga menceritakan barang bawaan unta itu. Bahkan,Rasulullah sempat memberikan petunjuk arah pada kafilah yang tersesat.
Beberapa orang kafir Quraisy bergegas pergi dan mencari rombongan kafilah itu sebelum mereka tiba di Mekkah. Ternyata, tak satu pun keterangan Rasulullah yang berlawanan dengan keadaan mereka.
Meski demikian, kaum kafir Quraisy yang sesat itu masih saja enggan mempercayai mukjizat yang diterima Rasulullah. Mereka tetap tidak mau beriman.
Akhirnya, Rasulullah kembali ke pengikutnya. Beliau segera mengajar pengikutnya cara salat lima waktu.
Sejak itu para pengikut Rasulullah tahu bahwa salat merupakan ibadah yang paling penting. Salat merupakan cara seorang muslim melakukan komunikasi dengan Allah.
Allah akan mendengarkan do’a hamba-Nya pada waktu salat dan setelahnya. Salat juga membedakan seorang muslim dan yang bukan.
Isra’ Mi’raj telah menjadi peristiwa penting bagi setiap muslim sampai saat ini. Setiap tanggal 27 Rajab, setiap muslim di dunia mengenangnya. Banyak anak muslim yang mengingat Isra’ Mi’raj untuk memperbaiki salatnya.
Waktu itu, beliau sedang menginap di rumah sepupunya yang bernama Ummu Hani. Perempuan salehah yang rajin membantu dakwah Rasulullah ini adalah putri Abu Thalib.
“Hai Ummu Hani!” Rasulullah mengajaknya bicara. “Apakah engkau percaya kepadaku, kalau tadi malam setelah salat bersamamu, aku diberangkatkan Allah ke Baitul Maqdis. Aku sempat salat disana,” Rasulullah bertutur tentang tempat ibadah di Palestina itu.
“Setelah itu, aku dibawa ke langit ke tujuh dan juga Sidratul Muntaha. Disana aku menerima perintah Allah untuk salat lima waktu,” lanjut Rasulullah.
Ummu Hani terkejut sekali, tapi dengan cepat ia menyahut, “Aku percaya pada apa saja yang kau katakan.”
“Aku akan menemui orang-orang Quraisy untuk menceritakan pengalaman itu sebagai rasa syukurku atas nikmat Allah. Aku berharap orang-orang Quraisy yakin bahwa peristiwa besar ini merupakan tanda kebesaran Islam dan kenabianku,” sabda Rasulullah.
“Jangan lakukan itu, ya Rasulullah. Orang-orang Quraisy itu amat benci kepadamu,” Ummu Hani merasa cemas.
“Tidak. Aku akan melakukannya. Ini amanah dari Allah,” ujar Rasulullah sambil bangkit dari tempat duduknya. Beliau pergi diikuti oleh tatapan Ummu Hani yang tampak gemetar dan cemas.
Lalu, Rasulullah berjalan menuju Ka’bah. “Hai Muhammad, apa lagi yang hendak kau katakan hari ini?” tiba-tiba terdengar suara Abu Jahal dengan nada mengejek.
“Ada berita penting yang harus kusampaikan,” jawab Rasulullah tenang.
“Apa itu?”
“Semalam, aku telah isra ke Baitul Maqdis.”
“Haa...ha..ha... Kaumku! Kemarilah kalian semua! Ada berita penting dari Muhammad!” Abu Jahal memanggil orang-orang kafir Quraisy sambil terbahak-bahak.
Dalam waktu singkat, berbondong-bondonglah penduduk Mekah datang ke Ka’bah. Mereka mengelilingi Rasulullah.
“Ada apa lagi ini?” tanya orang-orang berkasak-kusuk. “Muhammad selalu bikin ulah yang aneh-aneh,” kata kaum kafir.
Tak lama kemudian, Rasulullah memulai ceritanya. Beliau juga bercerita mengenai pertemuannya dengan para Nabi. Mereka bahkan melakukan salat barjamaah.
“Kalau engkau memang bertemu para Nabi, bagaimana penampilan mereka itu?” Abu Jahal bertanya penuh selidik.
“Nabi Isa itu mempunyai tubuh yang sedang, tidak pendek dan tidak jangkung. Warna kulitnya kemerahan. Kalau Nabi Musa bertubuh kekar dan jangkung. Kulitnya agak kehitaman. Sedang Nabi Ibrahim lebih mirip diriku,” ujar Rasulullah.
“Ah, cerita seperti itu bisa dikarang! Siapa yang bisa meyakinkan kebenaran omongannya?” orang-orang Quraisy tetap tidak puas.
Mereka ini lupa bahwa sejak Rasulullah masih kecil, sampai beliau berusia 40 tahun, tak sekali pun manusia mulia ini pernah berbohong.
“Bagaimana kami bisa memercayai kata-katamu? Perjalanan yang begitu jauh engkau tempuh dalam waktu semalaman saja?” tanya seorang pemuka Quraisy.
Akhirnya, Rasulullah bercerita lagi mengenai pertemuannya dengan beberapa kafilah yang sedang menuju Mekkah. Mereka baru akan tiba sore itu. Pada orang-orang Quraisy, Rasulullah menggambarkan ciri-ciri kafilah tadi. Beliau menjelaskan warna unta yang paling depan. Beliau juga menceritakan barang bawaan unta itu. Bahkan,Rasulullah sempat memberikan petunjuk arah pada kafilah yang tersesat.
Beberapa orang kafir Quraisy bergegas pergi dan mencari rombongan kafilah itu sebelum mereka tiba di Mekkah. Ternyata, tak satu pun keterangan Rasulullah yang berlawanan dengan keadaan mereka.
Meski demikian, kaum kafir Quraisy yang sesat itu masih saja enggan mempercayai mukjizat yang diterima Rasulullah. Mereka tetap tidak mau beriman.
Akhirnya, Rasulullah kembali ke pengikutnya. Beliau segera mengajar pengikutnya cara salat lima waktu.
Sejak itu para pengikut Rasulullah tahu bahwa salat merupakan ibadah yang paling penting. Salat merupakan cara seorang muslim melakukan komunikasi dengan Allah.
Allah akan mendengarkan do’a hamba-Nya pada waktu salat dan setelahnya. Salat juga membedakan seorang muslim dan yang bukan.
Isra’ Mi’raj telah menjadi peristiwa penting bagi setiap muslim sampai saat ini. Setiap tanggal 27 Rajab, setiap muslim di dunia mengenangnya. Banyak anak muslim yang mengingat Isra’ Mi’raj untuk memperbaiki salatnya.
Langganan:
Postingan (Atom)